Rabu, 11 Mei 2011

FLU BABI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (tgl 30 April 2009) menaikkan status bahaya wabah flu babi ke tingkat 5 dalam skala pandemi (wabah global). Level ini berarti hanya satu tingkat menjelang kondisi terburuk. "Tingkat 5 berarti sudah terjadi penyebaran virus dari manusia ke manusia sedikitnya pada dua negara di satu wilayah (benua), Flu babi ini mendatangkan risiko terbesar terjadinya pandemi berskala besar sejak wabah avian flu yang muncul kembali pada tahun 2003 lalu dan menewaskan 257 orang dari 421 penderita di 15 negara (Anonim, 2009).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah influenza A/H1N1 (flu babi) sebagai pandemi global. Kasus flu babi yang telah dikonfirmasi dilaporkan terjadi di banyak bagian dunia, termasuk Hong Kong. Virus flu babi yang semula diketahui beredar di antara populasi babi memang kadang-kadang menginfeksi manusia. Dalam wabah flu babi internasional sekarang ini telah terjadi penularan dari manusia ke manusia (departemen of health, 2009).
Sejak 24 April lalu Departemen Kesehatan Cina mengumandangkan tanda bahaya yang mengharuskan khalayak melaporkan adanya gejala flu babi terutama di gerbang masuk negara. Warga Cina, wisatawan asing dan orang-orang yang melakukan perjalanan dari wilayah terinfeksi harus menjalani pemeriksaan tanpa kecuali.
Kementerian Kesehatan juga meminta kerjasama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan langkah-langkah dasar guna mencegah penyebaran penyakit itu di wilayahnya. Ia patut khawatir, karena dari sekitar 1.000 orang penderita seluruh dunia, di Meksiko telah tewas 60 orang dan sebegitu jauh di Amerika telah jatuh tujuh korban. (dahana, 2009)
Dengan merebaknya Flu Babi di beberapa negara dan kemungkinan masuknya penyakit tersebut ke Indonesia, dimana penyakit Flu Babi adalah termasuk penyakit zoonosa (dapat menular dari hewan ke manusia), maka penyakit tersebut perlu kita ketahui bersama. Flu babi adalah penyakit alat pernafasan yang seringkali secara enzootik /endemik (kejadian penyakit dalam periode tertentu pada suatu daerah yang seringkali terjadi kasus penyakit dengan jumlah yang selalu relatif sama dan biasa terjadi ) berjangkit pada perusahaan-perusahaan babi (Setijawati, 2009).
Namun demikian kasus Flu Babi yang terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemik (penyakit sudah tersebar ke mancanegara), dan penyakit Flu Babi yang saat ini baru muncul diinformasikan pertama terjadi di Meksiko sejak bulan Maret 2009. Tidak kurang dari 1400 orang terjangkit Flu Babi dan 103 orang diantaranya meninggal. Selain itu dilaporkan ada 20 kasus Flu Babi di Amerika Serikat, 4 kasus di Kanada dan 10 kasus di Selandia Baru (Setijawati, 2009).
Kerugian yang disebabkan penyakit pernafasan sudah banyak dilaporkan, virus flu babi merupakan penyakit yang memicu gejala-gejala atau sindrom penyakit pernafasan komplex. virus flu babi sebagai penyebab pertama dicirikan dengan adanya kematian yang rendah, derajat kesakitan tinggi dan kejadiannya sangat sebentar, jadi virus flu babi dapat dikatakan sebagai pemicu adanya infeksi bakteri sekunder.
Kerugian ekonomis yang terjadi dikarenakan infeksi virus influensa yang terus kembali berulang dan karena gejala klinis yang tidak terlihat akibat adanya respon kekebalan beberapa babi yang akan menjadi sakit kronis. Pada kelompok ternak dengan kondisi baik akan terlihat babi kerdil oleh karena laju pertumbuhan bobot badan yang lama sehingga terlambat untuk dijual. Dilaporkan juga adanya kenaikan kematian anak babi, fertilitas menurun, terjadi abortus pada kebuntingan tua yang dapat diikuti wabah penyakit pada kelompok ternak yang tidak kebal (Syafriati, 2008).






1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan kita bahas yakni:
A. Apa Pengertian Flu Babi?
B. Apa agen yang menyebabkan terjadinya Flu Babi?
C. Bagaimana Cara penularan penyakit Flu Babi?
D. Bagaimanan gejala dari Flu Babi?
E. Berapa lama masa inkubasi virus penyebab Flu Babi?
F. Bagaimana distribusi dari penyakit Flu Babi?
G. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit Flu Babi?
H. Bagaimana cara menanggulangi Wabah Flu Burung?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Berdasarkam rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
A. Untuk mengetahui Pengertian Flu Babi,
B. Untuk mengetahui agen yang menyebabkan terjadinya Flu Babi,
C. Untuk mengetahui cara penularan penyakit Flu Babi,
D. Untuk mengetahui Bagaimanan gejala dari Flu Babi
E. Untuk mengetahui masa inkubasi virus penyebab Flu Babi,
F. Untuk mengetahui distribusi dari penyakit Flu Babi,
G. Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit Flu Babi, dan
H. Untuk mengetahui cara menanggulangi Wabah Flu Burung.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Flu Babi
Flu babi merupakan penyakit yang sangat menular pada sistem pernapasan hewan babi yang disebabkan oleh Influenza Type A subtype H1N1. Swine influensa swine (flu, hog flu, pig flu) atau influensa babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus influensa tipe A.

2.2 Agen Flu Babi
Penyebab Flu Babi adalah virus Influenza Type A subtype H1N1 dari familia Orthomyxoviridae. Flu atau Influenza ada 2 Type yaitu :
1. Type A: menular pada unggas (ayam, itik dan burung ) serta Babi
2. Type B dan Type C: menular pada manusia
Sedangkan nama Influenza berasal dari bahasa Italia yang berarti “pengaruh“. Virus Influenza Type A ini pertama kali diisolasi pada tahun 1980. Saat ini ada subtype Flu Babi yang teridentifikasi yaitu H1N1, H1N2, H3N1 dan H2N2. Selain pada manusia, penyakit ini juga berjangkit pada unggas, babi, anjing, kucing, dan kuda (Setijawati, 2009).
Penyebab influensa yang ditemukan pada babi, bersamaan dengan penyakit yang langsung menyerang manusia. Pertama kali, virus influensa babi diisolasi tahun 1930, sudah banyak aspek dari penyakit tersebut yang diungkapkan, antara lain meliputi tanda klinis, lesi, imunitas, transmisi, adaptasi virus terhadap hewan percobaan dan hubungan antigenik dengan virus influensa lainnya serta kejadian penyakit di alam. Penyebab penyakit saluran pernafasan pada babi adalah virus influensa tipe A yang termasuk famili Orthomyxoviridae (Syafriati, 2008).
Alasan yang mungkin untuk itu adalah kenyataan bahwa babi dapat terinfeksi tidak hanya oleh flu babi, tetapi juga dengan jenis virus flu yang dapat mempengaruhi manusia dan burung. Unsur genetika dari berbagai jenis virus influenza itu kemudian dapat menyatu. Sebagai contoh, flu babi jenis A/H1N1 mengandung gen dari dua jenis virus flu babi, satu jenis flu burung dan satu jenis flu pada manusia (Tim Horn, 2009).
Gambar virus swine flu


2.3 Cara Penularan
Penularan flu babi dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi dengan cara yang sama dengan penyebaran flu musiman di antara manusia, terutama melalui batuk atau bersin. Seseorang juga bisa terinfeksi karena menyentuh benda yang tercemar virus flu dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata mereka.
Flu babi belum diketahui dapat menular ke manusia melalui konsumsi daging babi atau produk babi yang diolah dan dimasak dengan benar. Virus flu babi dapat dimatikan dengan memasak daging babi hingga mencapai temperatur internal 700C (1600F). manusia (departemen of health, 2009).
Penularan penyakit Flu Babi adalah sebagai berikut:
A. Secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita)
B. Tidak langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi dll).
Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat bersin dan batuk penderita. Virus ini tidak menular lewat daging babi jika telah dimasak dengan suhu minimal 710C atau lebih dari 800C . Virus H1N1 ini terjadi penyebarannya melalui kontak dari manusia ke manusia menjurus ke pandemi (Setijawati, 2009).

2.4 Gejala Flu Babi
Penyakit ini menyebar sangat cepat hampir 100% babi yang rentan terkena, dan ditandai dengan apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, ngorok, batuk, serta diare namun kadang tanda-tanda tersebut tidak nampak. demam sampai 41,80C. Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat, dibarengi dengan muntah eksudat lendir, bersin, dispnu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis.
Tanda klinis pada manusia yaitu: mirip flu biasa pada manusia, demam, panas tubuh lebih dari 380C, lesu, sakit kepala, batuk, pilek, tenggorokan sakit, iritasi pada mata, sesak nafas tapi tidak separah flu burung, mual, muntah dan diare (Setijawati, 2009).
Gejala pada anak-anak (Ngurah , 2009)
1) Napas cepat atau kesulitan bernapas
2) Kulit berwarna kebiruan dan tidak cukup minum
3) Susah bangun dan tidak berinteraksi
4) Sangat rewel dan tidak mau disentuh
5) Flu-like sympstoms membaik tapi muncul lagi dengan gejala demam dan batuk hebat
6) Demam dengan kemerahan

Gejala pada orang dewasa (Ngurah , 2009)
1) Kesulitan bernapas atau sesak napas
2) Nyeri atau rasa tertekan di dada dan perut
3) Rasa pusing atau dizziness yang tiba-tiba
4) Hilang kesadaran
5) Muntah yang hebat
2.5 Masa Inkubasi
Pada kejadian wabah penyakit, masa inkubasi sering berkisar antara 1-2 hari (Taylor, 1989), tetapi bisa 2-7 hari dengan rata-rata 4 hari (Blood dan Radostits, 1989). Virus dapat hidup 2 jam atau lebih di dunia luar seperti: meja,kursi dsb.
Pada penyakit influensa babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat menghilang pada hari ke 9. Waktu inkubasi/penetasan virus tersebut biasanya 3-4 hari (mungkin saja bisa 1-7 hari) (Syafriati, 2008).

2.6 Distribusi/ Epidemiologi Penyakit Flu Babi
Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit
bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif.
Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada. Manusia dapat terkena penyakit influensa secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika. Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia (Syafriati, 2008).
Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin, dan mayoritas penderita berusia: 25 –45 thn. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan. Negara lain yang sering ada wabah adalah Amerika utara, selatan, Eropa, Afrika, Jepang dan Cina. Kasus zoonosis yang dilaporkan menimpa wanita umur 32 tahun, pada bulan September 1988, orang tersebut dirawat di umah sakit akibat pnemonia dan akhirnya meninggal 8 hari kemudian. Dari hasil pemeriksaan ditemukan virus influensa patogen yang secara antigenik berhubungan dengan virus influensa babi.
Setelah diselidiki ternyata pasien tersebut 4 hari sebelum sakit mengunjungi pameran babi. Sementara itu, hasil pengujian HI pada orang yang datang pada pameran babi tersebut menunjukkan sebanyak 19 orang dari 25 orang (76%) mempunyai titer antibodi ≥20 terhadap flu babi. Walaupun disini tidak terjadi wabah penyakit, namun terdapat petunjuk adanya penularan virus (Syafriati, 2008).

2.7 Pencegahan Penyebaran Flu Babi
Karena virus flu babi H1N1 sangat berbeda dengan virus H1N1 pada manusia, maka vaksin untuk flu musiman pada manusia tidak akan memberi perlindungan terhadap virus flu babi H1N1. Anggota masyarakat hendaknya mematuhi tindakan pencegahan berikut: (Departement of health, 2009)
1) Jaga kebersihan tangan dan cuci tangan dengan benar. Pencuci tangan berbahan dasar alkohol juga efektif apabila tangan tidak tampak kotor.
2) Hindari menyentuh mulut, hidung atau mata.
3) Segera cuci tangan dengan sabun cair jika tangan kotor karena terkena sekresi pernafasan, misalnya setelah bersin atau batuk.
4) Tutup hidung dan mulut bila bersin dan batuk.
5) Hindari pergi ke tempat ramai atau berventilasi buruk. Jika Anda harus ke tempat seperti itu, tingkatkan upaya tindakan penjagaan kesehatan diri dan kenakan masker.
6) Jangan meludah. Selalu bungkus kotoran hidung dan mulut dengan kertas tisu, dan buang kertas tisu tersebut dengan baik di tempat sampah yang berpenutup.
7) Kenakan masker penutup hidung dan mulut bila muncul gejala pernafasan atau demam. Segera kunjungi dokter.
8) Jangan masuk kerja atau sekolah jika Anda mempunyai gejala yang mirip flu.
Menjaga dengan seksama kesehatan diri dan lingkungan sangat diperlukan bagi pencegahan flu babi. Departemen Kesehatan mengingatkan mereka yang bepergian untuk waspada terhadap perkembangan terkini wabah flu babi ketika merencanakan perjalanan. Mereka harus menyiapkan masker penutup hidung dan mulut serta pencuci tangan berbahan dasar alkohol yang memadai dan mengambil tindakan pencegahan berikut: (Departement of health, 2009)
1) Selama perjalanan: jaga kesehatan diri, seringlah mencuci tangan atau menggunakan pencuci tangan berbahan dasar alkohol dan hindari melakukan kontak dengan orang yang sakit.
2) Sebelum kembali: jangan naik pesawat terbang jika timbul gejala seperti influenza. Kenakan masker dan cari pertolongan pertama di tempat Anda berada.
3) Setelah pulang: hindari pergi ke tempat ramai dan perhatikan betul kesehatan Anda.. Segera cari konsultasi medis dari klinik publik atau rumah sakit jika muncul gejala mirip dengan flu.
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) dan CDC memberikan perhatian pada strain ini. Flu Babi yang baru ini karena bisa menular dari manusia ke manusia dengan kematian cukup tinggi. Hal ini berpotensi menimbulkan pandemi. Penanganan yang harus diperhatikan pada ternak babi: (Setijawati, 2009).
a) Pemeriksaan klinis yang rutin pada babi,
b) Kandang harus selalu bersih dan penyemprotan kandang dengan desinfektan sesering mungkin,
c) Jika ada babi yang terinfeksi oleh virus Flu Babi, maka segera dimusnahkan.

Standar penanganan virus Flu Babi sama dengan penanganan virus Flu Burung. Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka kita harus melakukan tindakan antara lain: (Setijawati, 2009).
a) Mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih
b) Mencuci tangan sebelum makan
c) Memasak daging babi lebih dari 800C
d) Tidak cium pipi /tangan
e) Pergunakan masker di wilayah peternakan babi

Langkah operasional yang ditetapkan Direktorat Jenderal Peternakan untuk mencegah masuk dan menyebarnya Flu H1N1 di wilayah NKRI yaitu:
1) Melakukan monitoring dan surveilans terhadap seluruh usaha peternakan babi di wilayah masing-masing yang berkoordinasi antara BB Vet/BPPV dan Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner di propinsi/kabupaten/kota;
2) Melakukan pengawasan secara ketat terhadap lalulintas ternak babi hidup dan produk daging babi segar;
3) Melakukan pengawasan terhadap pemotongan ternak babi, dengan menerapkan pemeriksaan ante mortem dan post mortem serta hanya babi sehat yang boleh dipotong;
4) Lalulintas ternak babi hidup antar kabupaten/kota dan/atau antar propinsi harus diperiksa oleh dokter hewan, dan hanya ternak yang sehat yang dapat dilalulintaskan, serta harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH);
5) Melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat peternak yang menekankan beberapa hal antara lain meningkatkan tindakan biosekuriti dan sanitasi di lingkungan kandang peternakan babi, melaporkan segera kepada dokter hewan berwenang di propinsi/kabupaten/kota, apabila pada ternak babi ditemukan tanda-tanda klinis atau indikasi terjadi penyakit menular dan khususnya penyakit Flu H1N1 pada ternak, tidak mengangkut ternak babi hidup pada kendaraan umum untuk mencegah berkontak langsung antara ternak dan masyarak umum, peternak/pekerja kandang harus memakai masker hidung dan mulut serta penutup mata apabila memasuki kandang, peternak/pekerja kandang harus mengganti sepatu/alas kaki dan pakaian serta mencuci tangan apabila selesai bekerja di kandang atau meninggalkan kandang;
6) Sisa-sisa (limbah) kotoran yang berasal dari kandang ternak babi dan/atau yang berasal dari pemotongan ternak babi agar dimasukkan ke septik tank yang terbuat khusus, dan tidak dibuang atau dialirkan ke saluran umum/terbuka;
7) Apabila hasil monitoring dan surveilans ditemukan adanya indikasi kejadiaan klinis dan/atau serologic positif Flu H1N1, harus segera dilakukan tindakan isolasi/penutupan, hingga menunggu komfirmasi atau penegakan diagnosa secara laboratoris;
8) Melaporkan segera kepada Direktorat Jenderal Peternakan apabila dari hasil diagnosa laboratoris telah terbukti positif penyakit Flu H1N1;
9) Apabila menemukan indikasi pekerja kandang/peternak telah tertular virus Flu H1N1, segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

2.8 Penanggulangan Wabah
Pada dasarnya upaya penanggulangan wabah dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:
1) Upaya pengendalian sumber penyakit,
2) Mengurangi transmisi atau proses penularan,
3) Memodifikasi daya tahan tubuh inang.
Dalam wacana yang berpusat pada pendekatan biomedis, seperti yang berkembang di media selama ini, solusi atas wabah flu babi adalah: penerapan sistem pemindaian suhu tubuh di sejumlah bandara dan pelabuhan, serta pengobatan penderita dengan Tamiflu. Tujuannya agar manusia sumber penyakit ini dapat dikendalikan, sehingga tidak terjadi penularan yang lebih luas di masyarakat. Selain itu, vaksin untuk modifikasi kekebalan tubuh inang juga mulai dikembangkan.



























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Flu babi merupakan penyakit yang sangat menular pada sistem pernapasan hewan babi yang disebabkan oleh Influenza Type A subtype H1N1.
b) Penyebab Flu Babi adalah virus Influenza Type A subtype H1N1 dari familia Orthomyxoviridae. Flu atau Influenza ada 2 Type yaitu Type A: menular pada unggas (ayam, itik dan burung ) serta Babi dan Type B dan Type C: menular pada manusia.
c) Penularan penyakit Flu Babi adalah sebagai berikut: Secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi dll).
d) Tanda klinis pada manusia yaitu: mirip flu biasa pada manusia, demam, panas tubuh lebih dari 380C, lesu, sakit kepala, batuk, pilek, tenggorokan sakit, iritasi pada mata, sesak nafas tapi tidak separah flu burung, mual, muntah dan diare.
e) Masa inkubasi virus flu babi berkisar antara 1-2 hari , tetapi bisa 2-7 hari dengan rata-rata 4 hari.
f) Epidemiologi penyakit flu babi: Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin, kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia, mayoritas penderita berusia: 25 –45 thn dan Kasus infeksi juga dilaporkan pada pekerja di kandang babi.
g) Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka kita harus melakukan tindakan antara lain: mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih, mencuci tangan sebelum makan, memasak daging babi lebih dari 800C, tidak cium pipi /tangan, dan pergunakan masker di wilayah peternakan babi,
h) Upaya penanggulangan wabah dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: upaya pengendalian sumber penyakit, mengurangi transmisi atau proses penularan, memodifikasi daya tahan tubuh inang.

3.2 Saran
a) Jagalah kebersihan diri, dan lingkungan untuk mencegah penyebaran flu babi.
b) Bagi ibu-ibu rumah tangga, masaklah daging sampai matang sebelum di komsumsi.
c) Lakukanlah penyuluhan kepada masyarakat mengenai flu babi untuk meningkatkan penyetahuan mengenai cara pencegahan dan penanggulangan flu babi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar